Cacing putih atau Enterobius vermicularis adalah parasit yang hidup di dalam usus manusia dan hewan yang menyebar melalui telur yang tersebar di lingkungan. Cacing putih sering juga disebut sebagai oksuris atau pinworm.
Cacing putih memiliki ukuran yang kecil, sekitar 0,5 - 1 cm
dan berbentuk seperti benang. Warna tubuh cacing putih umumnya putih
keabu-abuan dan ujung ekornya bengkok seperti ujung jarum. Cacing ini biasanya
hidup di usus besar manusia dan menyebabkan infeksi usus.
Cara penularan cacing putih adalah melalui konsumsi makanan
atau minuman yang terkontaminasi oleh telur cacing. Telur ini dapat menempel
pada benda-benda di sekitar kita seperti mainan, gagang pintu, atau
perlengkapan makan yang terkontaminasi oleh kotoran atau tinja yang mengandung
telur cacing putih. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi, terutama melalui kontak dengan anus yang
terinfeksi.
Infeksi cacing putih dapat menyebabkan gejala seperti
gatal-gatal di sekitar anus, terutama di malam hari. Infeksi yang parah dapat
menyebabkan kelelahan, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, dan gangguan
pencernaan seperti mual dan diare. Oleh karena itu, penting untuk melakukan
pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, terutama dalam hal
mencuci tangan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita. Jika mengalami
gejala infeksi cacing putih, segera konsultasikan ke dokter untuk pengobatan
yang tepat.
Ciri Cacing Putih
- Cacing putih atau Enterobius vermicularis memiliki beberapa ciri-ciri khas yang dapat dikenali, antara lain:
- Ukuran tubuh yang kecil: Cacing putih memiliki ukuran tubuh yang kecil, sekitar 0,5 - 1 cm.
- Bentuk tubuh seperti benang: Cacing putih memiliki bentuk tubuh seperti benang dengan ujung ekor yang bengkok.
- Warna tubuh putih keabu-abuan: Cacing putih memiliki warna tubuh yang umumnya putih keabu-abuan.
- Bergerak lambat: Cacing putih bergerak lambat dan terkadang terlihat bergelombang-gelombang di dalam feses atau tinja manusia atau hewan.
- Telur yang menempel di sekitar anus: Telur cacing putih biasanya menempel pada kulit di sekitar anus manusia atau hewan yang terinfeksi, sehingga menyebabkan rasa gatal dan iritasi pada kulit.
- Gejala infeksi yang muncul: Infeksi cacing putih dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal di sekitar anus, terutama di malam hari, kelelahan, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan seperti mual dan diare.
Jenis Cacing Putih
- Cacing putih atau Enterobius vermicularis adalah satu-satunya jenis cacing kremi yang menyebabkan infeksi pada manusia. Meski demikian, ada beberapa jenis cacing lainnya yang juga sering disebut dengan cacing putih, di antaranya adalah:
- Cacing tambang (Ascaris lumbricoides): Cacing tambang juga disebut cacing putih karena dalam tahap awal perkembangannya, cacing ini memiliki warna putih. Namun, ketika sudah dewasa, warna tubuhnya berubah menjadi coklat kemerahan.
- Cacing pita (Taenia saginata): Cacing pita memiliki segmen-segmen yang berbentuk pipih dan berbentuk pita, sehingga sering disebut juga dengan cacing pita. Beberapa segmen cacing pita yang matang dapat terlihat putih, terutama di bagian ujungnya.
- Cacing gelang (Ascaris suum): Cacing gelang merupakan jenis cacing yang umumnya menginfeksi babi, namun dapat juga menginfeksi manusia jika daging babi yang belum matang dikonsumsi. Cacing gelang yang belum matang memiliki warna tubuh yang putih.
- Cacing benang (Trichuris trichiura): Cacing benang juga disebut dengan whipworm karena memiliki bentuk tubuh yang menyerupai cambuk. Cacing benang yang belum matang memiliki warna tubuh yang putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar