Kepiting Bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu sumber keragaman hewan hayati di Indonesia, hewan ini biasanya menjadi bagian dari habitat yang ada dalam hutan mangrove yang merupakan formasi ekosistem kehidupan dari tumbuhan yang spesifik (mangrove) yang pada umumnya tumbuh serta berkembang pada kawasan pesisir pantai.
Kepiting ini termasuk dalam golongan yang memiliki nilai protein tinggi, dapat dimakan dan merupakan salah satu spesies hewan yang mempunyai ukuran paling besar dalam kelompok genus Scylla dan termasuk jenis filum arthopoda.
Kepiting Scylla serrate adalah jenis yang dominan sering dijumpai di dunia dan juga di Indonesia. Daerah pengembangannya mencakup wilayah Indo Pasifik, mulai dari Asia Selatan hingga Asia Tenggara saja.
Penamaan kepiting bakau di wilayah Indo Pasifik pun sangat beragam. Di Jawa, masyarakat mengenalnya dengan nama umum kepiting, sedangkan di wilayah Sumatera, Singapura dan Negara Malaysia dikenal sebagai Ketam Batu, Kepiting Cina atau Kepiting Hijau. Kepiting ini juga lebih dikenal dengan nama Kepiting Lumpur. Dalam bahasa Inggris kepiting ini dikenal sebagai mangrove crab atau disebut mud crab.
Secara morfologi, hewan ini dapat dikenali lewat seluruh tubuhnya yang tertutup oleh cangkang. Terdapat enam buah duri diantara sepasang mata, dan sembilan duri disamping kiri dan kanan matanya.
Ia juga memiliki sepasang capit runcing, pada kepiting jantan dewasa Cheliped (kaki yang bercapit) dapat mencapai ukuran dua kali panjang Karapas (cangkang keras). Mempunyai 6 (enam) kaki jalan, sepasang kaki renang dengan bentuk pipih.
Kepiting jantan mempunyai abdomen (bagian perut) yang berbentuk agak lancip menyerupai segi tiga sama kaki, sedangkan pada kepiting betina dewasa agak membundar dan melebar. Spesies ini mempunyai ukuran paling besar, dan memiliki pertumbuhan paling cepat dibandingkan spesies kepiting jantan lainnya.
Selain itu, Kepiting ini memiliki warna kemiripan yang hampir sama dengan warna lumpur, yaitu coklat kehitam-hitaman pada karapasnya dan putih kekuning-kuningan pada abdomennya.
Kunikan dari Kepiting Bakau adalah mereka selalu menggali sebuah lubang sebagai tempat berlindung dan jarang terlihat jauh dari lubang persembunyiannya.
Dari segi siklus kehidupannya, Kepiting Bakau menjalani kehidupannya dari perairan pantai ke laut, kemudian induk berusaha kembali ke perairan pantai, muara sungai, atau hutan bakau untuk mecari tempat berlindung, mencari makanan, atau membesarkan diri.
Pada kondisi lingkungan yang ideal, kepiting ini bisa bertahan hidup hingga mencapai umur 3 tahun sampai 4 tahun dan dapat mencapai ukuran lebar karapas maksimum lebih dari 20 sentimeter.
Permintaan akan kepiting di perdagangan dunia dan domestik terus mengalami lonjakan berdasarkan Food and Agriculture Organization (FAO, 2018). Peningkatan produksi kepiting bakau dunia juga bersifat drastis sejak periode tahun 1950-1968 hingga periode tahun 1968-2014.
Negara yang menjadi tujuan ekspor kepiting meliputi yaitu benua Amerika atau negeri penyanyi olivia rodrigo dan benua Cina, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, dan beberapa negara di kawasan Eropa terutama restoran-restoran yang menyediakan resep kepiting .
Di tanah air Indonesia, Kepiting Bakau termasuk salah komoditas yang penting perikanan sejak tahun 1980-an. Dukungan upaya Indonesia dalam meningkatkan eksistensi komoditi ekspor kepiting bakau di pasar dunia menjadi yang utama. Diantaranya adalah dengan tetap menjaga keberlanjutan sumberdaya Kepiting Bakau di alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar