Cacing pipih adalah avertebrata tergolong ke dalam filum Platyhelminthes. Ada lebih dari 25.000 spesies dan beberapa di antaranya bisa menyebabkan infeksi cacing pipih pada manusia.
Salah satu spesies cacing pipih yang dapat menginfeksi
manusia adalah cacing pita. Cacing jenis ini adalah parasit yang hidup di dalam
tubuh hewan lainnya sebagai inang. Untuk lebih lanjut mengetahui infeksi
tersebut, berikut penjelasan hingga pengobatannya.
Infeksi cacing pipih pada manusia
Terjadinya infeksi cacing pipih pada manusia bisa berawal
saat mengonsumsi daging hewan yang tidak matang dan dalam kondisi sudah
terinfeksi cacing pipih. Selain itu, infeksi juga bisa terjadi saat mengonsumsi
air yang terkontaminasi telur atau larva cacing.
Meski dapat diatasi, terkadang infeksi pada manusia dapat
menyebabkan kondisi serius dan mengancam jiwa. Ada berbagai macam infeksi
cating pipih, namun menurut kelasnya, ada dua yang paling dikenal menyebakan
infeksi cacing pipih.
1. Trematoda (Flukes)
Kelas trematoda juga bisa menyebabkan banyak infeksi cacing
pipih tergantung dari jenisnya. Salah satu infeksi cacing pipih kelas trematoda
yang paling dikenal adalah schistosomiasis.
Infeksi terjadi saat larva menembus kulit dan hidup di dalam
pembuluh darah hingga cacing bertelur. Telur bisa keluar dari tubuh atau
terperangkap di dalam jaringan. Telur yang terperangkap inilah yang dapat menjadi
infeksi di dalam tubuh.
Ciri-ciri dan gejala infeksi cacing pipih jenis trematoda
Gejala schistosomiasis berbeda-beda, tergantung di mana
telur berada. Misalkan jika di usus, dapat menyebabkan gejala sakit perut,
diare dan menyebabkan adanya darah di tinja.
Tidak hanya di usus, telur juga bisa terjebak di kulit,
otak, otot, kelenjar adrenal dan mata. Kembali lagi seperti yang sudah
dijelaskan, jika gejala tergantung dari lokasi telur cacing. berada.
Seperti telur yang berada di saluran kemih, memungkinkan
untuk bergerak ke daerah genital wanita dan membentuk granuloma atau reaksi
terhadap infeksi di rahim, tuba falopi dan ovarium.
Kamu baru bisa mengetahui kondisi tersebut setelah melakukan
pemeriksaan medis lebih lanjut lagi.
Apa bahaya dari infeksi ini?
Jika tidak diobati, schistosomiasis dapat bertahan selama
bertahun-tahun dan menjadi kronis dengan ciri-ciri; sakit perut, pembesaran
hati, darah pada tinja atau darah dalam urin, dan masalah buang air kecil.
Infeksi kronis juga menyebabkan risiko fibrosis hati atau
kanker kandung kemih. Selain itu meski jarang terjadi, telur ditemukan di otak
atau sumsum tulang belakang dan dapat menyebabkan kejang, kelumpuhan, atau peradangan
sumsum tulang belakang.
Bagaimana mengatasi infeksi ini?
Menurut laman resmi WHO, semua bentuk schistosomiasis direkomendasikan
untuk melakukan perawatan menggunakan obat praziquantel. Obat ini diklaim
efektif, aman dan muah.
Walaupun setelah pengobatan berlangsung, tetap ada
kemungkinan terinfeksi kembali. Memastikan minum air yang bersih dan juga hidup
di lingkungan yang terjaga kebersihannya bisa membantu kamu untuk terhindar
dari infeksi ini.
2. Cestoda (Tapeworms atau cacing pita)
- Ada beberapa jenis cacing pita yang dapat menginfeksi manusia. Tiga di antaranya:
- aenia saginata, cacing yang berasal dari daging sapi
- Taenia solium, cacing yang ada di daging babi
- Diphyllobothrium latum dari ikan
Infeksi yang disebabkan oleh jenis taenia ini disebut dengan
taeniasis. Orang yang mengalami kondisi ini, memakan waktu antara 8 hingga 14
minggu untuk mengembangkan infeksi.
Ciri-ciri dan gejala infeksi cacing pipih jenis cestoda
cacing pita
- Mual
- Diare
- Sakit perut
- Lemas
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Kekurangan vitamin dan mineral
Apa bahaya dari infeksi ini?
Beberapa orang ada yang tidak mengalami gejala, atau
mengalami gejala ringan seperti yang sudah disebutkan. Sementara beberapa kasus
yang jarang terjadi, infeksi menimbulkan komplikasi serius seperti penyumbatan
usus atau saluran yang lebih kecil di usus.
Jika tidak diketahui keberadaannya, cacing ini bisa tumbuh
hingga 12 kaki atau lebih dari 3,5 meter di usus. Cacing juga bisa bertahan
hidup hingga bertahun-tahun tanpa disadari.
Hal lainnya yang perlu diwaspadai, cacing pita dewasa di
dalam usus akan mengeluarkan telur. Telur ini akan dikeluarkan bersama tinja.
Dan kontak dengan tinja dapat menyebarkan infeksi ini. Karenanya, mencuci
tangan setelah menggunakan toilet harus dilakukan.
Bagaimana Mengatasi Infeksi Ini?
Jika mengalami infeksi taeniasis biasanya diobati dengan
praziquantel (Biltricide) dan albendazole (Albenza). Obat tersebut bisa
didapatkan setelah diresepkan oleh dokter.
Kedua obat tersebut dapat membunuh cacing parasit dan juga
telurnya. Setelah mengonsumsi obat, diperlukan beberapa minggu untuk sepenuhnya
membersihkan infeksi. Obat-obatan tersebut, kemungkinan menimbulkan efek seperti
pusing dan sakit perut.
Bagaimana Mencegah Infeksi Cacing Pipih?
Salah satu penyebaran infeksi ini adalah saat mengonsumsi
daging yang tidak dimasak dengan benar. Karenanya untuk pencegahan sebaiknya
selalu makan daging yang telah dimasak sampai benar-benar matang.
Selain itu, menjaga kebersihan tangan juga penting untuk
mencegah penyebaran penyakit ini. Jangan lupa juga untuk selalu minum air yang
terjamin kebersihannya. Minumlah air kemasan jika sedang bepergian dan kamu
tidak yakin dengan kebersihan air di tempat tersebut.
Sementara itu, di Amerika Serikat tindak pencegahan juga
dilakukan pemerintah, lewat adanya undang-undang yang mengatur pemeriksaan
kualitas daging dan hewan untuk mengurangi risiko penyebaran cacing pita.
Demikian infeksi yang disebabkan oleh cacing pipih. Jika
kamu merasa terinfeksi, segera periksakan ke dokter untuk memastikan kondisi
kesehatanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar