Cacing laut adalah polychaeta hidup di terumbu karang pada pantai tropis yang posisinya dekat dengan Samudera Pasifik. Beberapa daerah yang menjadi habitat cacing laut antara lain yaitu Maluku dan Lombok di Indonesia,
Sebutan cacing laut pun beragam di Maluku sering disebut laor, sedangkan di Lombok bernama nyale. Bentuk nyale sendiri pun begitu unik.
Selain jenisnya yang beragam dan berwarna-warni, nyale juga mengandung protein yang tinggi sehingga sangat layak untuk dijadikan makanan. Warga lombok sering menangkapnya lalu diolah utnuk dimakan. Biasanya dimasak dengan cara dipepes di balut atau di bungkus daun pisang.
Berburu nyele sering dilakukan pada malam hari hinggga baru usai setelah matahari terbit. Orang sering menggunakan cacing laut sebagai umpan. Bisa untuk umpan pancing atau sebagai pakan induk udang di pembenihan udang.
Hewan ini memiliki bau yang sangat amis, tak heran jika hewan ini sangat terkenal untuk dijadikan umpan untuk kebutuhan ikan.
Cacing laut memiliki potensi untuk dibudidayakan di Indonesia. Potensi ini dapat dilihat dari beberapa pembenihan udang, yang dimanfaatkan hewan ini sebagai pakan induk.
Produk hasil budidaya lebih aman dibandingkan dengan hasil penangkapan di alam. Karena cacing laut yang berasal dari alam mempunyai risiko membawa penyakit dan zat-zat berbahaya yang dapat menular ke induk udang.
Manfaat untuk Kesehatan
Selain sebagai umpan, hewan ini juga memiliki manfaat untuk kesehatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama empat tahun, bahwa ekstrak dari hewan ini dapat digunakan sebagai obat antidiabet alami.
Di Cina Selatan, hewan ini telah lama digunakan sebagai obat obat-obatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti tuberkulosis, pengaturan fungsi limpah dan lambung, serta pemulihan kesehatan yang disebabkan oleh patogen.
Ekstrak Siphonosoma australe-australe memiliki khasiat sebagai antidiabetes. Hal tersebut diperoleh melalui uji in vitro yang dapat menghentikan aktivitas enzim alpha glukosidae sebesar 16-24 ppm (sangat kuat).
Sedangkan hasil pengujian secara in vivo pada hewan model mampu menurunkan kadar glukosa darah dengan konsentrasi terbaik 45 mg/kg berat badan. Manfaat tersebut berasal dari kandungan flavonoid dan saponim pada ekstrak spesies Siphonosoma australe.
Proteinnya yang jauh lebih tinggi dari telur ayam ras dan susu sapi. Hewan tersebut memiliki kandungan protein sebanyak 43.84 persen sedangkan telur ayam ras dan susu sapi masing-masing hanya sebesar 12.2 persen dan 3.50 persen.
Jadi cacing laut yang disebut laor oleh masyarakat maluku, memiliki kandungan protein yang bahkan lebih tinggi dari telur. Tak hanya itu, terdapat pula kadar fosfor dan kalsium yang cukup tinggi.
Bagi masyarakat, jenis biota laut tersebut dipercaya dapat digunakan sebagai obat kuat untuk meningkatkan gairah seksual menggantikan kebutuhan protein yang kurang.
Laor sering muncul dipermukaan laut guna untuk bereproduksi, seekor laor jantan hampir seluruh tubuhnya adalah seperma, sedangkan hampir seluruh tubuh laor betina adalah ovum. Maka dari itu laor mengandung protein yang sangat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar