Bintang laut (Archaster
typicus) umumnya memiliki 5 jumlah lengan, yang apabila lengan tersebut putus,
maka akan tumbuh lengan baru sebagai pengganti.
Bintang laut
biasanya memakan bahan organik dan plankton, yang masuk melalui mulut, menuju
esofagus dan lambung yang bercabang menuju setiap lengan. Sisa pencernaan dari
hewan ini kemudian dikeluarkan melalui anus yang terdapat pada bagian dorsal
tubuh bintang laut.
Bintang laut
memiliki peran yang cukup penting bagi ekosistem terumbu karang. Umumnya hewan
ini memakan predator dari terumbu karang, selain itu bintang laut juga berperan
mendaur ulang kawan dan memasukkannya kedalam siklus rantai makanan.
Sedangkan manfaat
dari hewan ini adalah, dapat dimanfaatkan dalam bidang medis. Hewan avertebrata
satu ini ternyata dapat digunakan sebagai obat peradangan sendi, dan juga obat
penyakit asma.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, kamu juga bisa mengetahui profil dari difarina indra, penyanyi muda asal Indonesia. Langsung saja yuk kita bahas.
Klasifikasi Bintang
Laut (Archaster typicus)
Phylum:
Echinodermata
Sub Phylum:
Elevtherozoa
Class: Asterazoa
Sub Class:
Asteroidea
Order: Valvatido
Sub Order:
Astaecea
Family:
Archasterdae
Genus: Archaster
Species:
Archaster typicus
Morfologi Bintang Laut (Archaster typicus)
Hewan ini pada
umumnya memiliki warna abu-abu dan coklat bintik-bintik. Tubuh hewan ini
terdapat duri-duri pada bagian inferolateral.
Bintang laut
tergolong dalam kelas Asteroida. Filum Echinodermata merupakan filum bagi
kelompok hewan yang tergolong dalam hewan tripoblastik yang memiliki ciri
khusus adanya rangka yang terletak didalam tubuh (Endoskeleton).
Hewan
avertebrata ini memiliki sisi aboral yang terdiri dari madreporit (lempeng
dorsal yang berlubang-lubang sebagai tempat masuknya air laut kedalam sistem
pembuluh air).
Kaki pada hewan
ini dapat mencengkeram, memanjang, berkontransi, dan melemas. Pada bagian bawah
lengan terdapat kaki tabung, yang mampu menyedot, seperti cakram , dan biasanya
kaki tabung pada bintang laut digunakan untuk menjerat target mangsanya seperti
remis dan tiram
bintang laut
dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi bintang laut secara
seksual dilakukan dengan cara melepaskan sel sperma atau telur, kedalam air.
Telur yang
terjadi dari hasil pembuahan bintang laut akan tumbuh menjadu bipinnaria, dan
menjadi larva Brachiolaria. Larva ini akan tumbuh dan biasa memakan plankton
lainnya.
Sedangkan reproduksi
bintang laut secara aseksual, dilakukan dengan regenerasi.
Fisiologi
Bintang Laut (Archaster typicus)
1. Sistem Percernaan
Sistem percernaan
pada hewan ini dimulai dari mulut yang terletak di tengah, dan dekat dengan
kerongkongan yang terhubung dengan lambung.
Makanan yang dimakan
oleh hewan ini, kemudian diproses di lambung besar, kemudian dihisap oleh getah
lambung, dan dikirim kelima lengan pada hewan ini. Pencernaan yang menjadi sisa
kemudian dikeluarkan melalui anus.
2. Sistem Pernafasan
Hewan ini
bernafas menggunakan insang kulit, yaitu penonjolan dinding rongga tubuh
(selom) yang tipis. Selom tersebut dilindungi oleh silia, dan pediselaria. Hewan
ini menyerap oksigen saat air mengalir melalui benjolan yang terdapat pada
kulitnya.
3. Sistem Reproduksi
Hewan avertebrata
bintang laut berkembang biak secara seksual dan aseksual. Adapun sistem reproduksinya,
berkaitan dengan tahap perkembangannya yang kompleks dalam daur hidup.
Hewan avertebrata
ini ternyata memiliki sekitar 2000 spesies. Beberapa spesies pada bintang laut,
hidup pada zona intertidal, dan sebagian spesies lainnya hidup pada kedalaman
laut. Hewan ini bahkan dapat ditemukan pada daerah dingin seperti daerah kutub.
Jangan sampai
salah, Bintang laut bukan termasuk jenis ikan. Meskipun hewan ini hidup di
perairan, hewan ini bukan termasuk ikan. Hewan ini tidak memiliki insang, sisik
maupun sirip seperti ikan pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar